Gelarku sebagai Pemandu MOS :
Tahun Pertama Terjudes ke 3, Sekarang
Terbaik Pertama
write & journey tod by : Nurul Hidayati
MAN
Selong-Linklove
Add caption |
Setiap
tahun pada awal tahun pelajaran baru, panorama Masa Orientasi Siswa (MOS.red)
merupakan program familiar di pandangan semua orang, dari siswa baru,
siswa-siswi yang baru naik kelas, orang tua yang penuh kasih sayang, jajaran
pendidik yang semoga saja siap mendidik sesuai amanat, memberikan bimbingan
bukan cemoohan sampai siswa baru itu sendiri di
masing-masing sekolah. Di MAN Selong pun demikian, agenda MOS ini di mulai dari
senin(11/07/2011 dengan pra MOSnya 2 hari sebelumnya yaitu semenjak sabtu 09/07/2011.
Pagi
buta, yah!, pagi memang tidak punya mata tapi demikianlah seolah kami tak
melihat apa-apa saking paginya, di saat matahari belum terbit dari peraduannya
dan suhu dingin yang menyelimuti pagi itu, tidak menjadi halangan bagi
murid-murid baru yang akan mengikuti MOS dengan agenda selama 3 hari
berturut-turut. Mengayunkan langkahnya untuk sepagi mungkin tiba di sekolah
barunya Madrasah
Aliyah Negeri Selong.
Sekolah yang akan menjadikan mereka sebagai generasi yang Unggul, Cerdas dan
Berakhlakul karimah sebagaimana visi sekolah, tempatku menimba ilmu dan pada
program MOS ini aku menjadi pemandu ruangan, dari kedudukanku sebagai pengurus
OSIS. Berbagai kesan pun bermunculan di
antaranya dari Rahmatul Fatimah, di utarakan olehnya “MOS ini benar-benar
menjadi pengalaman yang indah, menyenangkan dan mengasyikkan” demikian di
ungkapkan gadis cantik, 1 diantara beberapa peserta MOS yang tergabung di
kelompok Umar Bin Khattab.
Kesan saya sebagai pemandu,
tidak dipungkiri bahwa kegiatan MOS ini membuat beberapa siswa merasa kelelahan
karena selama 3 hari tidak pernah beristirahat, karena jadwal MOS yang begitu
padat. Namun dibalik semua kegiatan yang diadakan tersebut, banyak sekali
manfaat yang kami dapatkan dan kami rasakan, salah satunya adalah kedisiplinan
yang harus tetap terjaga dan harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
itulah pelajaran yang kami dapatkan dari kakak kelas yang telah membina kami.
Perjalanan MOS tahun ini, memunculkan berbagai kesan yang unik dan lucu,bukan
hanya dari peserta MOS akan tetapi juga dari panitinya, satu diantanya adalah
saya sendiri yang merupakan salah satu pendamping dari kelompok Umar Bin
Khattab, bagiku MOS di tahun ini begitu mengesankan, karena saya diberikan
kepercayaan untuk dapat membimbing
adik-adik selama kegitan MOS berlangsung seperti tahun lalu. Tapi yang lebih mengharukan adalah ketika saya dinobatkan sebagai
pendamping terbaik setelah tahun lalu terpilih menjadi panitia terjudes ke-3
dan Al-hamdulillah bukan yang pertama, hehehehe!!!.
Add caption |
Ed & Red. Lanjutkan
kompetinsimu wahai generasi bangsa, jalankan proses pendewasan diri di
komunitas yang bermoral, aktivitasmu lebih baik dibandingkan remaja lain di
seberang sana, yang terjerumus entah kenapa, sampai terpaksa menapaki one nigh stand seperti yang di beritakan di TV One pada program jejak malam, dengan kesimpulan yang didapatkan “Remaja Dekade ini memiliki kerawanan
hilangnya perawan”.
Dalami maksudnya, tebarkan jaringan kasih peduli sesama. Terimakasih telah menulis disini,
semoga semua cita-citamu diridhoi Allah.SWT. Tulisanmu tertampung dimemory
LINKLOVE Institute, trimakasih pula telah tergabung di Program Ekstrakurikuler
Jurnalistik Remaja. Ekstrakurikuler
yang semoga mampu meningkatkan berbagai kompetinsi
untuk mengenal hidup dan kehidupan, menjalani kurikulum dari Allah SWT,
sehingga apapun cita-cita kita saat ini, apapun profesi kita kelak, apakah itu
guru, dokter, politisi, birokrat dan sebagainya semoga bisa di amanahkan sesuai
perintah Allah dan ingat jauhi larangannya. Berkompetinsilah terus.
Aplikasikan
system dedikasi insan-insan jurnalis yaitu melalui kegiatan mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan, artinya semua profesi mesti seperti itu, jika tidak, kita
tidak akan mengenal apa kata Tuhanmu yang sesungguhnya ada dibisikan terdalam
hatimu. Yah! Terima kasih Jurnalis, siapa lagi yang membuat kita bisa
menyumbang ke korban bencana jika kita tidak mengetahui kabarnya dari jurnalis,
siapa lagi yang mengenalkan wajah Presiden jika bukan jurnalis, siapa lagi yang membuat koruptor malu karena merugikan
sesama, jika tidak dikabarkan jurnalis. Dedikasimu adalah shadakahmu, bukankah Tabassumuki ila wajhi akhika
shodakatun???..Allahuakbar!!! //z@m// (Wallahualam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar