BANYAK MEMBACA AKAN MEMBUAT HIDUP LEBIH INDAH - MEMBACA MENJADIKAN WAWASAN, INTELEKTUALITAS, KECERDASAN DAN KEMAMPUAN SEMAKIN TERASAH - MEMBACALAH UNTUK MASA DEPAN LEBIH CERAH

Gerakan Preventif Pergaulan Bebas Remaja untuk Generasi Indonesia Inovatif

MASA REMAJA TAK SEINDAH KELAK MEMBANGUN KELUARGA. NAMUN PASTI INDAH JIKA MASA REMAJA ANDA GUNAKAN SEBAGAI MASA PEMBANGUNAN. JADILAH PESULAP MASA DEPANMU. JAUHI FOYA - FOYA DAN PERMAIANAN YANG TAK BERGUNA. KEINDAHAN DIUSIA REMAJAMU HANYALAH SEMU. JIKA KEINDAHAN ITU TIDAK ANDA SERTAI DENGAN MEMBANGUN. MEMBANGUN DIRI, POTENSI DAN SEMUA ANUGERAH TUHAN YANG DIAMANATKAN KEPADAMU. SYUKURILAH DAN KEJAR IMPIANMU. TUHAN TIDAK BUTA DAN TULI TERHADAP TUHAN YANG BERBHAKTI KEPADA PERINTAHNYA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

HIDUP BUKAN SEKEDAR BERNAFAS. TAPI HIDUP ADALAH KETIKA KITA BISA MEMBERIKAN BANYAK MANPAAT TERHADAP HIDUP ORANG LAIN

Bersabung Nasib di Rombong Bakso



Jurnalis Remaja : Norhidayati
Hidup adalah sebuah perjuangan, perjuangan yang membutuhkan pengorbanan, pengorbanan yang tentunya akan melahirkan tangisan dan air mata dan rupayanya hal ini pula yang di alami oleh M. Ansori sahabat baikku yang terpaksa menghabiskan masa remajanya untuk sebuah pengorbanan hidup yang membelenggungnya.
                Di usianya yang tergolong masih sangat muda terpaksa dia harus membanting tulang dan memeras keringat untuk menghidupi ibunya yang sakit – sakitan serta kedua adiknya yang masih duduk di sekolah dasar. Aktivitas ini mulai dilakukan Anshori setelah sang ayah tercinta meninggal dunia. Saat itu dirinya berusia sekitar 16 tahun dan sedang duduk di bangku kelas 6 SD. “hidup harus realistis, cita cita harus sejalan dengan keadaan kita, saya hanya tidak mau kecewa  karna hanya berangan angan tinggi tapi pada akhirnya nanti akan terjatuh”  tutur ansory pemuda jangkung berusia 16 tahun, yang di temui di sela—sela aktifitasnya sebagai pedagang bakso keliling.
                Memang sungguh miris rasanya hati melihat perjuangan dan pengorbanannya untuk keluarganya. Pagi hari di saat para remaja seusianya sibuk berangkat ke sekolah, dia sudah harus mengawali pagi harinya dengan di temani rombong bakso reot, menelusuri jalan - jalan kampung keluar masuk gang, mendorong rombong bakso yang setia menemaninya semenjak tiga tahun yang lalu di saat kekejaman hidup merenggutnya dari bangku  sekolah.
                Ketika malam mulai merayap, disaat para remaja sedang asik bermain, mengaji dan ada juga yang sedang berkumpul bersama keluarga besarnya, Ansori si penjual bakso goreng lagi - lagi harus di temani dengan rombong baksonya, mengelilingi perumahan –perumahan mewah di sekitar BTN, bergelut dengan sepi di hati namun juga berselimut dengan semangat yang tinggi demi meraih kehidupan yang lebih cerah—secerah mentari di kala pagi hari untuk kehidupan keluarganya.
  “ kita punya aturan, Tuhan—pun punya tatanan, apa yang saya rencanakan itu hanyalah sebatas rencana, tapi Tuhan jua yang menentukannya, jika saya tidak bisa meraih cita– cita saya, maka saya pun tidak akan membiarkan kedua adik saya mengalami hal yang sama, semuanya cukuplah saya yang merasakannya, hanya satu harapan saya, saya hanya ingin adik saya menjadi orang yang sukses, bisa meraih cita - citanya serta membahagiakan Ibu saya semata wayang  di usia senjanya,  hingga tangan tuhan menariknya dari kehidupan ini menuju hidup yang jauh lebih mulia dan baik  di kedalam cinta dan kasih Tuhan pada hambanya” sirah Ansori, pemuda hitam manis  asal Pancor yang di temui saat sedang asik melayani pembeli pada kamis malam (08/12/2011) silam.
main, bisa main tebak tebakan, bisa ngajarin gambar, bisa berdongeng, pokok nya asik banget” tutur Masnah, gadis mungil yang mengenyam pendidikan di MI Hamzanwadi no.01. Pancor.
                Masnah sendiri saat ini sedang duduk di kelas 3 di MI setempat,  yang ketika Jurnalis Remaja Linklove menemuinya saat itu Masnah sedang bermain kejar - kejaran bersama teman-temannya, terlihat ceria tanpa beban, mengukir the golden age of living” atau masa - masa emas kehidupan yang sebenarnya tidak seindah emas, namun demikianlah Masnah, generasi bangsa yang sangat teguh, seteguh kakaknya yang tanpa kenal lelah membanting tulang untuk masa depannya.
                Selain Masnah sebagai saudari kandungnya sempat pula saya temui beberapa orang tetangga Ansori yang menuturkan jika Ansori adalah remaja yang mengagumkan “Ansori itu anak yang luar biasa, sabar dan rajin bekerja, penyayang kepada adik - adik dan ibunya” ujar beberapa orang tetangganya yang saya tanyakan perihal kehidupan sehari hari M. Ansori.
Yah itulah M. Ansori, sahabat dekatku yang mengganti buku tulis dengan rombong bakso, melupakan masa muda demi sang bunda, semoga perjuangan, pengorbanan mu menghantar mu ke kehidupan yg lebih baik di kemudian hari, dan semoga pengabdian mu yang tulus untuk ibunda mu, untuk masa depan saudaramu mendapat ridho dari sang hiyang maha tunggal, sehingga syurga di telapak kaki ibu itu kau dapat kan sahabat ku
        Sungguh hidup ini akan terasa indah, jika kita menikmati setiap episode hidup yang kita jalani. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidup M. Ansori yang penuh lika liku, perjuangan dan pengorbanan. Karena inilah hidup, hidup bagaikan masakan, yang lengkap dengan bumbunya, satu saja yang kurang maka masakan itu akan terasa kurang nikmat, begitulah hidup, tangisan, canda dan tawa, kemewahan, kesengsaraan, kebahagiaan, adalah bumbu dari kehidupan, tanpa semua itu hidup ini akan terasa sepi dan fakum, jadi sepantasnyalah kita semua bersyukur atas hidup yang telah di anugrahi sang pencipta kepada kita.
//minor//

Dari Redaksi
                Ansory adalah pahlawan Inspirasi kita saat ini melalui bacaan yang tersaji di Tabloid ini, Ansory sudah menunjukkan kepada kejamnya Dunia, sebuah sikap perjuangan yang pantang menyerah, beliau pantas menjadi tauladan bagi kita yang manja, manja dengan sesuatu yang mudah kita dapatkan, namun cendrung serakah, seserakah koruptor yang tak peduli dari mana mereka bergaji. Yang hanya menghitung apa isi kantongnya hari ini, tanpa pernah mau peduli terhadap generasi seperti Ansory. Semoga kita bukan Anaknya para Koruptor, baik koruptor  amanat, jabatan, waktu dan sebagainya.
                Do’akan kawan kita, sahabat kita, saudara kita. Semoga Allah meridhoi perjuangannya, menempatkannya di sisi yang dicita—citakannya, semoga pula yang bergaji dari Negeri ini bisa peduli kepadanya. Utamanya sang pemegang Amanat di Dinas—dinas terkait.

Tidak ada komentar: