Aku bersyukur sekolah di SMK ini, ternyata yang kami pelajari bukan hanya kompetinsi keperawatan, tetapi juga simulasi manfaat otak kanan. Manfaatnya luar biasa, hanya bagaimana mengaplikasikannya supaya Ilmu itu tidak Binasa
JUSM : Nurhidayati
Pemateri asal Jakarta itu mengngkapkan kepikunan di sebabkan karena otak kanan yang jarang di fungsikan. “otak kanan kita jarang diaktifkan’ tegas Mr. Sur. Dilanjutkannya, kebanyakan dari kita hanya menumpukkan beban pada otak kiri,termasuk saat belajar,padahal antara otak kiri dan kanan mempunyai perbedaan pungsi yang sangat jauh. Otak kanan berfungsi untuk mengingat jangka panjang,.otak kanan akan dominan ke emosi, memory, imajinasi yang akan mudah di ingat jika di simulasikan dengan gambar, film dan musik serta bagaimana memperagakan sebuah pelajaran.
Di sisi lain aku menilai setelah mengetahui pungsi masing-masing dari otak kanan dan kiri yang di dapatkan di seminar tersebut bisa menjadi pembelajaran buat kita semua bahwa belajar itu tidak hanya di sekolah, di acara yang terlihat sepele dan main-main pun kita bisa belajar. Bagi saya Otak adalah salah satu organ tubuh kita. Jika seseorang ingin merasakan kehidupan yang sesungguhnya, maka seseorang harus menyeimbangkan antara hati dan otaknya, karna di hati asal datangnya keinginan dan di teruskan ke otak, di sanalah akan di tentukan sesuai atau tidaknya suatu tindakan.
Apabila otak dan hati tidak beriringan, maka bersiaplah untuk menghadapi kehancuran. Oleh sebab itu, kita harus tetap mencari makna apa yang terkandung dalam setiap perjalanan hidup kita, untuk di jadikan pelajaran supaya kita bisa lebih dewasa.
Mengaplikasika makna Jurnalistik melalui kata jouney yang di jelaskan oleh programer jurnalistik remaja, sebenarnya akan membuat kita semakin mampu mengembangkan imajinasi untuk mengenal arti di balik kehidupan ini, contohnya saya, dulu imajinasi itu hanya melanglang buana saja tanpa prasasti, sekarang saya bisa menulisnya di wadah yang di sediakan organisasi itu, selain bisa mengurangi aktifitas negative, saya juga bisa belajar dari tulisan yang sudah saya tulisan, cocok sekali dengan dalil hadist yang menjadi pergerakan jurnalistik ini yaitu, ALILMU QAYYIDUN WAL KITABATU SAYYIDUN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar