BANYAK MEMBACA AKAN MEMBUAT HIDUP LEBIH INDAH - MEMBACA MENJADIKAN WAWASAN, INTELEKTUALITAS, KECERDASAN DAN KEMAMPUAN SEMAKIN TERASAH - MEMBACALAH UNTUK MASA DEPAN LEBIH CERAH

Gerakan Preventif Pergaulan Bebas Remaja untuk Generasi Indonesia Inovatif

MASA REMAJA TAK SEINDAH KELAK MEMBANGUN KELUARGA. NAMUN PASTI INDAH JIKA MASA REMAJA ANDA GUNAKAN SEBAGAI MASA PEMBANGUNAN. JADILAH PESULAP MASA DEPANMU. JAUHI FOYA - FOYA DAN PERMAIANAN YANG TAK BERGUNA. KEINDAHAN DIUSIA REMAJAMU HANYALAH SEMU. JIKA KEINDAHAN ITU TIDAK ANDA SERTAI DENGAN MEMBANGUN. MEMBANGUN DIRI, POTENSI DAN SEMUA ANUGERAH TUHAN YANG DIAMANATKAN KEPADAMU. SYUKURILAH DAN KEJAR IMPIANMU. TUHAN TIDAK BUTA DAN TULI TERHADAP TUHAN YANG BERBHAKTI KEPADA PERINTAHNYA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

HIDUP BUKAN SEKEDAR BERNAFAS. TAPI HIDUP ADALAH KETIKA KITA BISA MEMBERIKAN BANYAK MANPAAT TERHADAP HIDUP ORANG LAIN

Memilah Tema Pergaulan, Belajar Dari Akhlak Ayam


Jurnalis Remaja : Norhidayati

Ayam itu? Ada apa dengan ayam dan juga pergaulan. Ayam yang tak punya akal pun pikiran. Namun sang ayam mampu memilah dibalik keterbatasan. Sedangkan kita, sudah punya keduanya, tetapi masih juga terperangkap dalam sebuah buaian.

Meski buaian itu menjanjikan kesengsaraan, toh masih juga kita menantang kemelaratan.

                Melihatnya, memeliharanya bahkan memakannya, mungkin kita semua pernah melakukannya. Bahkan menggunakan mahluk Tuhan yang satu ini untuk berbuat dosa sering pula kita dengarkan. Entah apa namanya, yang jelas itulah takdir sang—Ayam.
            Membandingkan antara ayam dan pergaulan manusia serta kelebihan manusia dan tujuan manusia itu diciptakan, baiknya kita simak firman Allah SWT yang artinya, ”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, maka mereka berkata, mengapa engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau. Maka tuhanpun berfirman, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahahui.”  (al-Qur’an : al—Baqorah : 30 –33).
            Beranjak dari firman Allah SWT tersebut, terdapat sebuah gambaran, apa sejatinya tugas manusia di muka bumi ini? yaitu sebagai khalifah, sebuah tugas yang sangat mulia, sebagai seorang pemimpin yang dilengkapi dengan akal pikiran, hati nurani yang di milikinya. Inilah yng membedakan kita dengan hewan dan  tumbuhan.
                Kembali ke pembahasan ayam dan pergaulan manusia. Untuk insane yang berpikiran picik, mungkin jauh pungguk merindukan bulan. Kukkurugeluuugoook….! Ayam dipelihara manusia, sedangkan manusia  tak bisa dipelihara Ayam. Tetapi Ayam mampu memberikan manusia kehidupan, dari telurnya, dagingnya bahkan sampai kekuatannya. Itulah kasih sayang Allah SWT yang diperantarakan melalui Ayam.
            Jika perantara manusia bisa hidup, kaya dan lain sebagainya melalui Ayam sudah diberikan sang penguasa jagat. Maka kurikulum dalam pergaulanpun pasti ada, yah! Kembali kejudul, untuk memilah memilah pergaulan, mari belajar kepada Sang—Ayam.
                Penulis meliris tulisan ini, berawal dari imajinasi penulis yang terus melambung, membumbung bersama masa remaja yang pasti menuju dewasa. Sebuah pemikiran dari jiwa yang memvonis diri sebagai perahu rapuh.
                Usia remajaku yang syarat dengan pergaulan, pergaulan yang tak tau mana yang kupilih, hingga akhirnya ku tengok mahluk Tuhan yang disebut Ayam. Dan tengokan itu ku gores bersama bingkai puisiku,

Mega berkabung, sunyi mendung
Bumi meronta, air laut pun bergelora
Langit bergemuruh, perahu layar ikut rapuh
Ikan—ikannya menangis
Kicauan camarnyapun tak lagi nyaring

Entah apa yang terjadi
Semuanya bak tak berguna lagi
Jarang yang mau saling peduli
Langka yang mau berguru kepada kurikulum Ilahi
Diantaranya dengan terciptanya Ayam yang berkokok di pagi hari

                Goresan Puisi dalam tulisan ini ku liris untuk tujuan yang semoga bernilai emas, karena memang berasal dari sebuah kata hati untuk kita semua agar tidak sombong, angkuh dan bisa peduli kepada diri dan sesama dalam pergaulan keseharian kita.
                Artinya Jika kita mampu mengaplikasikan kehidupan Ayam dengan segala kekurangannya, niscaya kita akan mampu menjaga akhlak kita dalam bertingkah sebagai manusia yang tentunya di ciptakan sempurna  dan lebih mulia dari Ayam. Kita sebagai Manusia acap kali memandang rendah yang lainnya, padahal jika di telaah antara kehidupan manusia dan hewan saja misalnya, mempunyai suatu kesinambungan.
Add caption
                Di dalam kehidupan hewan, banyak sekali kurikulum alam yang terpendam dan seharusnya kita pelajari sebagai ajang untuk memperbaiki diri. Berikut catatan bagaimana Ayam jika di simulasikan dengan kita sebagai para remaja dalam memilah pergaulan. Jika  Ayam di berikan makan oleh pemiliknya dengan cara menaburkan biji jagung di atas tumpukan pasir , maka sang ayam pun  secara spontanitas dan merupakan suatu kebiasaan akan bisa memilih dan memilah mana jagung dan pasir, mana yang harus di makan dan mana yang harus di buang, padahal sang ayam tidak mempunyai akal dan fikiran.
                Nah akhlak seperti itulah yang harus di miliki oleh setiap kita insan yang bernyawa, khususnya para remaja untuk mempreventifkn pergaulan bebas ,karena jika kita sudah mulai berbicara masalah remaja  maka kita tidak akan mampu menutup mata dari yang namanya pergaulan bebas yang menurut asumsi kebanyakan bahkan seluruh orang di sebabkan oleh salah memilih teman dan factor lingkungan sosial, tapi jika kita mampu menerapkan akhlak dan kepiawaian ayam dalam memilih makanannya maka tentu hal itu bisa terhindari, karena kembali ke kodrat manusia yang di ciptakan sebagai makhluk sempurna berakal fikiran serta berhati nurani, maka sewajarnyalah manusia tersebut mampu memilih serta mengetahui mana jagung mana pasir layaknya sang ayam, mana hitam dan mana putih , mana padang rumput dan mana padang ilalang, dalam menentukan dan menjalani kehidupan utamanya untuk memilah pergaulan.
                Tetapi jarang sekali kita menyadari jika dalam keseharian kita hewan kecil tersebut tersimpan sebuah pelajaran, yang akan menjadi sebuah dokrin dalam kehidupan kita, kalau saja ditela’ah, dikaji, direnungkan, dipikirkan dan dipalikasikan dari kehidupan sehari—sehari,  semoga kita mampu menghargai  diri dan orang- lain dalam setiap pergaulan, memilih dan memilah mana pergaulan yang diridhoi Ilahi serta yang mampu membawa kita menuju kebahagian sejati yang jauh dari  sipat iri dan dan dengki, serta menyiksa diri. 
                Bukan hanya hal itu yang bisa kita kaji dari tingkah laku sang ayam, selain itu juga ,ketika pagi mulai menjelma, sebelum fajar memangku singgasana dunia, sebelum butiran embun yang menetes di dauh hijau jatuh bergulir ke tanah dan ahirnya musnah. Kukkurugeluuuuuuugook!!!. Sang ayam pun  sudah mulai berkokok, memamerkan suara indahnya namun kadang sangat sumbang di pendengaran manusia – manusia yang enggan mengingat Tuhannya di kala pagi hari. hanya karena kalah dengan udara dan air yang terdiam membisu.  Jika pagi dimanjakan apalagi lanjutannya, siang, sore, malam yang akhirnya manja itu akan membuat hidup kita dalam kelam dengan buaian kebablasan dan kemelaratan. Nauzubillah!!!
                Itulah dunia pada saat ini, dan itulah  kita manusia–manusia yang di dalamnya. Mampukah kita berubah?? Mampukah kita memilih dan memilah???. Akankah akhlak ayam lebih baik dari kita?? Akan kah pergaulan bebas di kalangan remaja hingga dewasa menjadi tradisi, hoby dan kebanggaan ?? Biarlah waktu yang menjawabnya, karna waktu tidak bisa merubah segalanya. Waktu hanya mampu menjawab segalanya itulah kenapa segalanya mampu merubah waktu.
//Minor//
Dari Redaksi__________________________________
                Hmmmmmmm!!! Prasati pena diatas berasal dari insting seorang remaja usia kelas X, masih sangat dini banget. Dibilangan ke 16 tahun usianya, beliau telah mampu mengaplikasikan karya indah yang maha tunggal Allah SWT. Menjadikan mahluk piaran yang semua kita mengenalnya “Ayam” yang dalam bahasanya ahlaknya bisa kita jadikan sebagai pelajaran dalam memilah sebuah pergaulan.
                Yah! Beliau, yang mengabadikan 23/02/1995 sebagai waktu pertama kalinya menginjak dunia ini, telah mampu memikirkan bagian dari semua yang ada dilangit dan bumi,  yang dimana sesungguhnya semua yang diciptakan Allah SWT, yang ditundukkannya kepada kita sebagai manusia, merupakan suatu hal yang harus terfikirkan oleh kita, karena semua itu, termasuk dijadikannya Ayam, ditundukkannya Ayam untuk kita manusia, meruupakan rahmat untuk kita semua, sebagaimana firman Allah.SWT yang artinya:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (al-Qur’an : 45,al-Jaatsiyah : 13)
                Allahuakbar!!!, semoga kita juga mampu berfikir untuk menjadikan semua yang ada dilangit dan bumi sebagai sebuah mission statement dalam mengenal dan menentukan kemana kita melangkah dan apa yang diridhoi Allah SWT. Semoga tulisan diatas bisa sebagai inspirasi kita ke pergaulan yang lebih baik, karena simak dan dalami bait—bait dibawah ini:

Sangat disayangkan
Terlebih dalam benak kita muncul sebuah pikiran
bahwa pergaulan itu mengakibatkan kemelaratan.

Sebelum kesengsaraan mengiringi
Baiknya kita belajar mengikuti kata hati
Dan mencari petunjuk kepada sang Ilahi

Belajar mengenal diri, menggali potensi untuk meraih impian tertinggi.
Wallahua’lam.
//red. yazamlinklove// 

Tidak ada komentar: